Sunday, May 30, 2010
Egg Pouch on Toast
Beef Curry Lattice Pie
Tantangan KBB #17 kali ini adalah Savoury Bake dan yang menjadi keutamaan adalah lattice top pada pie. Untuk isi pie-nya bebas, yang penting asin (savoury). Karena aku en Pumpkin udah mulai bosan dengan isi pie ala western, akhirnya aku buat isinya seperti 'samosa' kesukaan Pumpkin. Pie isi beef curry! Yummm!
Motif "lattice" membuatku teringat prakarya zaman SD dulu, menganyam memakai kertas berwarna. Kali ini ternyata lebih sulit, karena adonan puff pastry-nya akan melar kalau terlalu ditarik. Sengaja motif lattice-nya aku buat renggang supaya nanti kalau matang dan mengembang, hasilnya tidak berdempetan. Walaupun penampilan tidak secanggih gambar2 contoh di google, tapi menurutku cukup lumayan untuk pemula :)
Dari pada cuma bengong ngeliatin aku mengerjakan lattice diatas pie-nya, Pumpkin aku berdayakan untuk berpura2 'menganyam' lattice puff sementara aku mengambil fotonya. Demikian juga saat membentuk pinggiran pie dengan garpu, lagi2 Pumpkin diberdayakan :) hahaha...makasih yah darling. Saat pie-nya matang, Pumpkin yang nomor satu memotong dan mencicipi. Seperti biasa komentarnya "enak sekali!!" (cuma ada 2 pendapat Pumpkin tentang makanan buatanku, enak dan enak sekali...hihihi!). Setelah pie-nya dingin, malah Pumpkin yang maksa2 supaya aku cepat2 ambil fotonya sementara dia memegang dish-nya....hahahah!
Beef Curry Lattice Pie
Bahan Isi:
2 lembar puff pastry
300 gr daging sapi cincang
1 cup parutan wortel
1 cup peas
1 cup mash potato (2 buah kentang dikukus, haluskan dengan 1 sdm mentega dan 4 sdm susu cair)
100 ml thick cream
100 gr gauda cheese
3 sdm bawang bombay cincang
1 kuning telur untuk mengoles
gula secukupnya
garam secukupnya
merica secukupnya
Bumbu Kari (haluskan):
3 siung bawang merah
1 siung bawang putih
2 siung kemiri
1/2 sdt kunyit
1/2 sdt ketumbar
1/2 sdt jahe
1/3 sdt jintan
1 ruas jari sereh
2 lembar daun jeruk
Cara Membuat:
1. Tumis bawang bombay sampai harum, masukkan bumbu halus.
2. Masukkan daging cincang, tumis sampai berubah warna dan matang, masukkan wortel, peas, dan kentang halus. Tambahkan thick cream dan keju, seasoning dengan gula garam dan merica.
3. Sementara itu panaskan oven 200 C.
4. Lapisi loyang pie dengan puff pastri
5. Isi dengan daging cincang & sayuran yg telah matang.
6. Potong2 puff pastri dengan ukuran kira2 3 cm
7. Buat pola lattice diatas pie
8. Oleskan kuning telur diatas pie
9. Panggang dalam oven 200C selama 25 menit atau sampai berubah warna kekuningan.
10. Angkat dan biarkan hingga dingin dan potong2 sesuai selera.
Friday, May 28, 2010
Tergoda "Gauda Cheese"
Beberapa minggu lalu di milis sempat rame membahas masalah pengganti / subtitute dari 'cream cheese' yang di INA harganya relatif mahal dan buat yang tinggal di luar Jakarta sulit mendapatkannya. Untungnya disini cream cheese itu harganya standart ajah dan dimana-mana tersedia. Waktu kemarin2 buat JCC, aku pake cream cheese merk Philladelphia kemasan kotak en full cream. Rasanya, enyak sih enyaaak, creamy en fatty :) Tapi, berhubung usia yang udah ga muda lagi *sadar diri* kayaknya aku harus mulai untuk lebih bertanggung jawab, hidup sehat dan berhati2 dalam memilih bahan makanan.
Balado Terong
Inilah masakan kesukaanku...TERONG boow...hihihi!! Eh jangan salah, penampilan bisa menipu dan kurang meyakinkan. Aneh gitu loh, sayuran kok berwarna ungu, apalagi kalu ditekan2 pake sendok kok ya lembek. Tapi setelah dimasukkan ke dalam mulut dan dirasakan oleh lidah...ehmm...yummy deh! Seperti biasa, makanan2 yang ngangenin itu pasti buatan my mommy. Rasa terong balado cabe hijau buatan beliau? Bisa bikin nambah terus :) *gembul ini mah*
Jum'at minggu lalu, ibu Panca dari pengajian di masjid Westall sharring ilmu tentang cara memasak terong yang benar supaya rasanya tetap crunchy dan ngga terlalu lembek. Rupanya, sang terong ini tidak digoreng (yang biasanya menyerap minyak dan membuat sang terong menjadi "yucky" alias lembek2 penuh minyak) melainkan hanya di spray sajah dengan minyak kalengan dan kemudian di bake dalam oven sampai terlihat layu. Oooh, jadi itu toh triknya! Terima kasih bu Panca, it's work and aku jadi nambah makannya...hihihi!
Balado Terong (Cabe Hijau)
Bahan:
2 buah terong bulat ukuran besar (terong disini biasanya sebesar buah pepaya yang di jual di jakarta, ukuran sedang)
minyak goreng spray (olive oil)
Bumbu dihaluskan:
10 buah cabai hijau
1 buah tomat
1 buah bawang putih
1 buah daun jeruk (biar wangi dan ada rasa2 segarnya)
gula & garam secukupnya
Cara Membuat:
1. Panaskan wajan dan masukkan kurang lebih 2 sendok makan minyak goreng
2. Tumis bumbu harum hingga harum dan matang, angkat, sisihkan
3. Cuci bersih terong dan potong2 memanjang
4. Semprot kedua sisi terong dengan minyak (olive oil)
5. Panggang dalam oven kurang lebih 15 menit / sampai matang dan layu
6. Keluarkan terong dari oven, letakkan dalam piring dan bubuhi sambal ijo matang.
Saturday, May 22, 2010
Dapurku Surgaku
Muroja’ah: Ustadz Nurkholis, Lc.
(kutipan artikel dari : muslimah.or.id)
Memasak Sebagai Ladang Pahala
Saudariku –yang semoga senantiasa dirahmati Allah- apakah kalian menyadari bahwa kegiatan memasak ini ternyata bisa sekaligus menjadi kegiatan ibadah? Sebagai seorang muslimah kita diamanahkan untuk bertanggung jawab atas rumah kita dan menyiapkan makanan kepada semua orang yang ada di dalamnya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya. Penguasa adalah pemimpin, seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya, wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya dan anak-anaknya. Jadi, setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya.” (HR. Bukhari)
Memasak tidak hanya sekedar kegiatan meramu bumbu dan bahan makanan hingga terciptalah masakan lezat yang siap santap. Namun memasak juga bisa menjadi media kita untuk memikirkan dan mensyukuri semua nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Jika kita cermati, semuanya adalah rezeki yang telah Allah tentukan kepada kita. Karunia tersebut terlimpah dengan begitu mudah kepada kita setelah melalui proses campur tangan banyak orang.
Kita perhatikan saja sayur-sayuran yang kita santap. Akan kita dapati bahwa di sana ada yang menanaminya, ada yang mengumpulkan panennya, ada penjualnya, serta masih banyak lagi manusia yang berperan di dalamnya. Mereka dijadikan oleh Allah untuk melayani kita dan anggota keluarga kita. Padahal pada hakikatnya Allah-lah yang menanam dan menghidupkan sayuran tersebut sebagaimana firman-Nya, yang artinya,
“Pernahkah kamu perhatikan benih yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkan?” (Qs. Al Waqi’ah: 63-64)
Begitupun dengan nikmat yang lain yang banyak kita jumpai di meja makan kita. Allah berfirman mengenai hal ini, yang artinya,
“Dan dari langit Kami turunkan air yang memberi berkah, lalu Kami tumbuhkan dengan (air) itu pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen. Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang tersusun-susun, (sebagai) rezeki bagi hamba-hamba Kami……” (Qs. Qaf: 9-11)
Mulailah Belajar
Bagi sebagian yang lain, memasak mungkin menjadi masalah bagi mereka. Ada beberapa faktor yang membuat seorang muslimah enggan untuk memasak. Salah satunya adalah rasa malas untuk belajar, di samping juga faktor kesibukan di luar rumah serta banyaknya warung makan yang menawarkan jasa catering untuk mereka yang tidak sempat memasak.
Jika hal tersebut berlangsung terus menerus apakah tidak boros? Bagaimana jika suami atau anak-anak berkeinginan mencoba hasil masakan kita. Apa kita masih akan memilih makanan dari luar terus? Tentu kita tidak ingin seperti itu. Untuk itu, bagi yang belum pintar masak, buanglah rasa malas dan teruslah berlatih. Setelah terbiasa, nanti akan terbukti bahwa memasak itu bukanlah hal yang sulit, apalagi jika diniatkan untuk ibadah.
Untuk memasak kita memang akan sedikit repot. Mempersiapkan segala sesuatunya, dari perapian, peralatan sampai bahan, belum nanti jika sudah selesai harus membersihkan atau membereskan semuanya. Agak melelahkan memang. Namun kelelahan itu akan segera berganti kebanggaan dan kebahagiaan ketika suami dan anak-anak kita menyantap masakannya dengan lahap.
Nah, bagaimana saudariku? Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk kita semua, terutama bagi penulis sendiri. Kita memohon pertolongan Allah agar selalu memberi kita kemudahan dalam menunaikan tugas-tugas kita sebagai muslimah. Allahu Ta’ala a’lam.
My foot note : Mencari pahala Allah SWT dan ridho suami bisa didapat darimana saja, bahkan tanpa terduga dari kerelaan memasak dan menyediakan makanan untuk keluarga tercinta. Insha Allah bermanfaat. Amin Ya Robbal Alamin.
Monday, May 17, 2010
Japanese Cheese Cake
Sebetulnya niatan untuk bikin JCC dan CC ala NCC (hiaaa...mudah2an kebanyakan singkatan ga bikin bingung) itu udah lama banget, tapi kendala waktu dan kesibukan menghalangi (alesan aja nih..hihihi).
Cream Cheese Philadelphia udah manyun di kulkas semenjak aku beli 2 bulan yang lalu (untung ajah use by-nya masih juni 2010), trus ingredients lainnya sebangsa whip cream, sour cream, thickened cream, double cream dan lain lain sebagainya yang sumber segala lemak itu senantiasa tersedia di kulkas setiap hari. (maklum, Pumpkin berkantor di sebuah dairy company skala international yang setiap hari menyediakan susu, keju dan teman2 per-'fat'an lainnya untuk dikonsumsi dan dibawa pulang para employee). No wonder we are 'chubby' couple eh..??
Wiken kemarin, hasrat sudah memuncak *apa'an sih?* dan tekad sudah membulat...bikin JCC! Pakai resepnya mbak Riana yang diposting tahun 2005 dan udah menjadi perbincangan seantero jagad perkulineran :). Commentnya ituloh...alamaaaak, lebih dari 100 dan semuanya penuh tips dan trik yang harus aku baca, supaya ngga gagal. (Sumpah, kalu gagal bikin kue itu rasanya sedddddiiiiiih banget, berasa jadi orang ga berguna gituuu...hihihih...lebay!)
Tapi ternyata sodara sodara, everything is worthed! Every single trip and triks, it works! Senangnya bukan alang kepalang! Lega deh aaah, ngga nyangka gitu looh :) Apalagi kalu baca comment2, ada yang udah bikin 2 kali masih gagal...hiiiy, bikin grogi!
Ini dia penampakkan sang JCC setelah diangkat dari oven....cantik yah...mulus! Atasnya agak coklat, mungkin karena setengah jam pemanggangan aku kelupaan pakai api atas...oops! Untungnya cepet sadar en buru2 pindah jadi api bawah ajah. But overall kliatan bagus kan? *teteeeuup, muji2 diri sendiri...hihihi*
Untuk selainya, aku pakai selai bluberry botolan kualitas nomor satu, yang kental en dalamnya masih bergerindil ada buah blueberry-nya. Maksud hati sih nyari selai yang murah ajah, namanya juga percobaan, jadi kalau nanti hasilnya ngga ok kan ngga terlalu nyesel. Tapi Pumpkin maunya selai merek tertentu ini, jadi ya udah turutin ajah deh, wong bukan dari dompet sendiri ini...wakakakak!!
Berikut resepnya, ngga pake acara aku modifikasi segala...takut ngga sukses :) Oh iyaaa, kecuali kuning telurnya aku masukkin semua (karena ngga mau nyimpan kuning telur di kulkas) jadi total kuning telurnya 6 dari yang seharusnya cuma 3.
Japanese Style Cheesecake
(sumber: 35 Variasi Resep-resep Cheesecake by Yasaboga)
Campur dan ayak:
50 gr tepung terigu
50 gr tepung maizena
Bahan:
60 gr mentega tawar
250 gr cream cheese, biarkan pada suhu ruang
120 ml whip cream
3 kuning telur ==> Aku pakai 6 kuning telur
1 butir telur
2 sdt kulit jeruk lemon parut
5 putih telur
1/8 sdt garam
125 gr gula pasir halus ==> Aku pakai gula castor
1 sdt air jeruk lemon
Topping:
2 sdm selai apricot ==> Aku pakai selai blueberry
2 sdm air
Cara Membuat:
1. Siapkan loyang bulat 22 cm, alasi kertas roti, olesi mentega. Pasang oven 150 derajat Celsius.
2. Campur mentega, cream cheese dan whip cream dalam wadah. Didihkan dengan api kecil, aduk hingga lembut, angkat dari api.
3. Masukkan campuran tepung, aduk rata. Masukkan kuning telur dan 1 butir telur, aduk rata. 4. Masukkan kulit jeruk lemon, aduk rata, sisihkan.
5. Kocok putih telur hingga berbusa, masukkan gula dan air jeruk lemon sedikit demi sedikit sambil terus dikocok sampai terbentuk kerucut-kerucut tumpul (soft peak).
6. Tuang 1/3 adonan putih telur ke adonan cream cheese, aduk rata. Tuang campuran ini ke sisa adonan putih telur, aduk rata. Tuang adonan ke loyang, panggang dengan cara au bain marie, kurang lebih 75 menit sampai permukaan matang, kuning keemasan. Keluarkan dari oven.
7. Setelah benar-benar dingin, lepaskan cake dari loyang. Panaskan selai apricot dan air, oleskan ke permukaan cheesecake.
Choc Melted Brownies
Bahan :
150 gr gula kastor
100 gr terigu protein sedang
100 gr mentega
100 gr dark cooking chocolate ==> aku pakai 300 gram, 150 lelehkan, 150 potong2 utk filling di tengah-tengah adonan
2 btr telur
kacang almond panggang ==> aku pakai 100 gram flakes almond utk taburan di atas adonan, sebelum dipanggang
vanili
Cara Membuat :
1. Lelehkan mentega dan dark cooking chocolate sampai lumer
2. Tambahkan gula, aduk sampai rata, masukkan telur, vanilli, aduk rata.
3. Masukkan terigu
4. Siapkan loyang brownies yang sudah dioles mentega dan ditaburi terigu.
5. Tuang setengah adonan kedalam loyang, lalu tata coklat corveture kepingan diatas adonan, lalu tutup dengan sisa adonan
6. Panggang sampai matang ==>Aku cukup 20 menit aja.
7. Diamkan sebentar, potong-potong dan sajikan hangat.
Bakeware
Ada loyang bulat untuk pizza, loyang persegi sama sisi, loyang persegi panjang, loyang bulat (tulban) dan loyang panjang tipis untuk membuat bolu gulung. Waaah, jadi semangat deh buat nge-baking dengan loyang2 baru...hehehhe!
Sampai di rumah, pada saat mau mencuci loyang2 tersebut, aku baru melihat dibagian belakangnya tertempel label MADE IN INDONESIA....wooooww! Hebat euy, produksi dalam negeri! Tapi knapa di pinggir loyang tertera "Willow - AUSTRALIA" yah? Mungkin dibuat di Indonesia dengan standart Australia. Teteup bangga-lah pakai produk dalam negeri (walaupun harganya bukan harga dalam negeri, alias dengan harga satu loyang disini bisa buat beli 15 loyang di Jakarta...hahahah).
Jadi teringat lagunya Bimbo yang zaman dulu sempet ngetop di bioskop tiap filmnya mau dimulai..."aku cinta, anda cinta, semua cintaaaa, buatan Indonesiaaaaaaaaa....."
Cookies Cutter
Ngga seperti calon pengantin lain yang nervous en lot of requests, aku yang saat itu masih di Melbourne merasa nyaman2 ajah pesan ke mbak Peni walaupun baru pertama kali pesan. Mbak Peni itu baik dan sabar sekali menjelaskan dekorasi apa ajah yang akan beliau buat, berikut detail figurin pengantin yang mengenakan pakaian sama seperti saat akad dan resepsi. Proses pemesanannya pun cepat en ngga bertele-tele dan hasilnya....GROOVY!!! Everybody loves it!
Eniwei, aku baru tahu belakangan kalau ternyata mbak Peni juga menulis buku untuk coklat dan kukis hias. Foto2 kukis hiasnya...ampuuun, bikin geregetan. Cantik2, artistic dan ekspresif! Jiwa seni serta kreatifitas beliau sangat tinggi, pernah dengar kukis batik? Nah, mbak Peni itu pelopornya...hebat kaaan? Hmmm...kapan yah bisa berguru sama beliau?
Bulan lalu, 2 orang kakakku berkunjung ke Melbourne dan aku sempatkan mengirim sms ke mbak Peni, minta tolong dikirimkan 2 buah buku hasil karyanya supaya bisa dibawa kakak2ku ke sini. And it's not just those 2 books that she sent, but also have her autograph on it. Cool!! The books are the must have books buat para newbie seperti aku. Selain mengajarkan step by step menghias kukis lengkap dengan gambarnya, ada juga resep2 kukis dan yang lebih oke lagi, mbak Peni juga mengajarkan supaya kita jangan terpaku dengan bentuk2 cetakan cookies yang tersedia di pasaran. Kalau memang punya ide bentuk menarik, tuangkan di kertas, gunting dan cetak diatas adonan....kreatif sekali bukan?
Sebelum mencetak-cetak adonan cookies, aku udah heboh duluan beli cookies cutter-nya. Biar tambah semangat gitu loooh...hihihi! Kalu sudah lengkap kan kapan ajah mau bikin udah tersedia :)
Berikut cookies cutter yang udah aku beli, macam2 bentuknya, sebagian besar bentuk binatang en ada satu set yang berbentuk kubah masjid (cocok untuk lebaran kukis nih) dan ada sepasang ginger girl & boy...they're cute :)
Yang paling aku suka, mommy and baby koala...lutjuh! (walaupun aku blon tau nanti menghiasnya dengan RI seperti apah...hehehe!).
Yang bentuk gajah juga lutjuh...sepertinya dia sedang tertawa, karena belalainya menunjuk ke atas. Aaaah, so much imagination but not sure how to decorate them, hiks! Seandainya mbak Peni ada kelas mengajar disini, aku pasti jadi murid setia beliau...hahahah!! Pokoknya, Insha Allah, kalau nanti pulang ke Jakarta dan ada kesempatan ikutan kelasnya mbak Peni, aku daftar nomor satuuuuu... :D
At the end of the day, semua cookie cutternya masuk ke dalam satu kontainer...supaya mudah mencarinya bila dibutuhkan nanti. Semoga jangan sampai berdebu sebelum aku sempat menggunakan mereka....heheheheheh!